30 April 2012

Wakil Sang Penyayang



Pernah pada minggu sore, saya cukur di salah tempat cukur di binong, di samping saya kebetulan seorang anak kecil usianya masih beberapa tahun belum balita, laki-laki sangat lucu menggemaskan rambutnya ingin dicukur ditemani juga dengan ibunya.

Sambil si tukang cukur bersiap-siap mengeksekusi rambut anak tersebut. ibunya basa-basi menenangkan anaknya dengan mengajak si anak berbicara, sambil anaknya ketakutan dicukur tersendak-sendak menangis heuu heuu heuu ……

ini de ihhh lucu ya spongbobnya warna ijo, anaknya tetap nangis heuu heuuu heuu, ibunya mencoba menghibur

(dalam hati berkata, emang ada spongbob ijo hehe)

Doranya ya maen yaaa ama dora nanti cup cup puk puk, kata ibunya sibuk

(sok aja maen ama dora, paling kesasar hehe *dalam hati)

Hingga saya sudah hampir selesai anak itu pun selesai lebih dulu, rambutnya lumayan keren untuk ukuran bocah seumurannya, lalu ibunya menggendong anak tersebut walaupun anaknya berisik, agak mukul-mukul lambat merengek, ibunya tetap mempukpuk punggungnya.


Seketika ngaji, pasti kita diajarkan untuk menghafal doa kepada orang tua kita
Rabbighfirli wa liwalidayya warhamhuma kama rabbayani shogiro

Ya Tuhan ampunilah aku dan kedua orang tuaku dan kasihanilah orang tuaku sebagaimana mereka mengasuh/mendidik aku sewaktu kecil

Apakah kita pernah melihat seorang ibu yang dengan sabar mendidik dalam isak tangis seorang anak. Memeluknya dengan erat saat anak kesayangannya melakukan kesalahan, dan menghiburnya dengan bijak untuk tidak mengulanginya dengan bahasa ibu.

Pernahkah kita melihat seorang ibu yang tersenyum, ketika anaknya jatuh saat belajar berjalan dan mengangkat tangannya lalu menggendongnya dan berkata “anak ibu hebat, jangan menyerah”

Walau telah udzur umur kedua orang tua kita, kasih nya terpancar kembali saat melihat bagaimana mereka memperlakukan anak kecil balita yang masih lucu menggemaskan dengan sayang, lalu kita bergumam dalam hati, berarti dulu kita diperlakukan begitu juga saat kita kecil. Dengan kasih sayang yang tidak dapat kita bayar.

Makna doa itu begitu dalam, sebagai insan yang berlumuran dosa mudah-mudahan Allah mengampuni dosa kita, mendidik kita dan memperingati kita dengan bijaksana laksana seorang ibu yang sabar melihat anaknya melakukan kesalahan, tak peduli sebesar apapun kesalahan itu. Ia tetap tersenyum

Gapailah ridho orangtua kita, karena itu mewakili ridho-Nya.




Read More - Wakil Sang Penyayang

28 April 2012

Memecah Kesunyian Fajar




Kebakarann….. Kebakaran…..

Subuh itu tidak biasa, masyarakat yang berada di sekeloa timur khususnya terbangun dengan suara yang bergemuruh dari penduduk yang mondar-mandir untuk bangun. Gemuruh itu bermula dari aliran listrik yang menjalar menghantarkan bunyi ledakan, membumihanguskan dua mobil yang terpakir tidak jauh dari objek rumah yang terbakar …

Saya dan teman-teman kosan Al-Kahfi tergugah bangun, langsung meluncur ke daerah TKP tepat pukul 03.45 suasana belum terlalu ramai, namun tidak seluruhnya sibuk dengan membantu memadamkan air yang berada di objek kebakaran, sedangkan rumah sebelah sudah bersiap menghadang sayatan lidah-lidah api si jago merah. Kita pun berpisah disini, saya langsung menuju ke lantai tiga rumah samping objek kebakaran dan yang lain berpencar membantu. Si jago merah terasa menyilaukan dan saya segera menuju torn penyimpanan air di lantai teratas membantu mengambilkan air, jarak api dengan kami sekitar 10 meter.

Pukul 04.10-an pemadam kebakaran datang, persiapan pun disiapkan agak lama, mobil pemadam diparkirkan di depan jalan masuk menuju sekeloa di samping jalan dipatikur depan kampus unpad, selang yang disiapkan tidak terlalu sampai langsung ke tujuan, ditengah-tengah masyarakat yang mulai terbangun hilir mudik mencari ember dan air dan meneriakan aaaaaaairrrrrr airrrr, sang pemadam sibuk mempersiapkan selang yang  baru siap digunakan sekitar 10 menit kemudian,

Saya yang berada di lantai tiga rumah samping objek kebakaran, menggerus air dari torn air ternyata sudah hamper habis, tiba-tiba terdengar suara GURUSUKKKK. Astaghfirullah, dua orang di depan saya hampir jatuh ke lantai dua karena kayu yang sudah terbakar, terhentak panik kedua orang depan saya memegang tangan bapak yang tangannya menahan badannya hampir jatuh, jalan yang bisa dilalui di lantai atas hanya kayu-kayu diantara seng yang tidak terlihat jelas, lampu sekitar rumah padam. Mengintip ngintip di tengah gulitanya cahaya, suasana panik

Habisnya air di torn rumah samping, bertepatan dengan datangnya pemadam kebakaran, di bawah sudah banyak orang, mereka membentuk estapet ember berisi air dan saya menelusuri barisan estapet itu mencari celah, gulutukan ember dari atas meluncur deras meminta-minta air dari bawah, hingga pukul 04.15 saat si jago merah bisa dijinakan dan kepanikan orang-orang mereda. Tidak ada korban jiwa

Setidaknya ada beberapa hal yang saya dapat pagi buta ini. Kepanikan orang-orang yang masih bisa mencari tempat aman membuat saya berpikir bagaimana bila kiamat? Seluruh orang tidak mendapatkan tempat yang aman, baru kebakaran saja kepanikan orang-orang sudah luar biasa menjerit-jerit hilir mudik menggugah jiwa sosial tiap orang untuk melakukan apa yang bisa dilakukan untuk membantu, walau hanya meminjamkan ember dari rumah mereka. Jika hari itu tiba, bahkan Al-Qur’an memberikan gambaran bagaimana situasi hari itu dalam surat Abasa

34. Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua),  Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, 35. Dari ibu dan bapaknya, 36. Dari istri dan anak-anaknya. 37  Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.

Kembali lagi untuk bersyukur, bahwa apa yang kita punya sekarang semahal apapun tidak ada apa-apanya, bila musibah yang sudah ditulis lauhul mahfudz itu jatuh tenggat waktunya dan terjadi di bumi ini, masihkan adakah yang kita sombongkan bila apa yang dititipkan Allah pada kita diambil oleh Sang Pemilik Segalanya? Maka nikmat Tuhan yang mana lagi yang kita dustakan?


Read More - Memecah Kesunyian Fajar

25 April 2012

Sarung Bandung






Saya punya gagasan yang mau di-share ama temen-temen 

Landasan gagasan

Saya mulai dengan fenomena yang dirasakan sendiri ketika sholat di masjid. Tempat ibadah yang lumayan luas dan lapang itu tak sesuai dengan jumlah orang yang hadir untuk melaksanakan ibadah. Ironisnya, lebih banyak orang tua atau lebih tepatnya kakek-kakek. Nah lalu kemana para pemudanya? Anak-anak pun jumlahnya tak begitu banyak. Apakah mereka terlalu sibuk dengan urusannya? Mudah-mudahan tidak

Saya tidak berharap banyak pada bapak-bapak orang tua yang sudah udzur untuk meramaikan masjid, yang mudah kita jumpai mayoritasnya lebih banyak khususnya pada saat jamaah subuh, mungkin mereka sudah sadar, sudah ngerti kalau tiap detik hidupnya harus diniatkan ibadah. Wajar

Pemuda, dapat dikatakan berdasarkan lokasi dan tempat yang strategis proporsi jamaah untuk golongan usia muda cukup banyak. Namun, di masjid sekitar kampus proposinya masih kurang dibandingkan orang tua, mungkin mereka sibuk dengan kegiatan-kegiatan positif mereka, apapun itu.

Anak-anak? Ini, yang bisa kita harapkan sebagai individu penerus yang cinta ibadah. Mereka tidak terlalu sibuk, senang bermain, peniru ulung, dan siap diisi dengan habits yang baik. Lilin harapan ini perlu dinyalakan kembali oleh mereka :D

Konsep

Mengumpulkan peralatan sholat bisa berupa (sarung, mukena kecil atau sajadah)

Mungkin terdengar instan dan insentif bagi mereka untuk beribadah, tapi sekali lagi anak-anak hanya butuh tempat untuk mereka berkumpul dan senang, bermain bersama teman-temannya dimana pun itu. Maka kita jadikan masjid sebagai tempat mereka berkumpul, sholat, ngaji bersama-sama.

 Namun, banyak dari mereka pake celana kotor, celana pendek dll, mengapa tidak kita sisihkan kelebihan sarung, mukena atau sajadah yang kita punya untuk mereka?

Acaranya dimulai dari mengundang anak-anak sekitar masjid beserta orang tuanya untuk berkumpul di salah satu masjid yang paling besar, memberikan tausiyah menyenangkan bagi mereka, dan membagikan alat-alat sholat tersebut kepada anak-anak mereka. Kita sampaikan kepada orang tuanya, agar mengajarkan anak-anaknya bersyukur dan menggunakan titipan berupa donatur yang berupa peralatan sholat tersebut dengan sholat berjamaah di masjid khususnya pada saat sholat maghrib. Masalah setelah sholat mau ngaji atau cerita atau ngapain kita serahkan pada DKM masing-masing.

Object idea

(Kita memerlukan kurang lebih 100 – 200 (sarung, mukena, sajadah) sebagai langkah awal)

(Kita membutuhkan individu yang dapat meluangkan sehari saja dalam seminggunya untuk berbagi bersama anak-anak selama satu jam saja dimulai dari setelah maghrib)

Jika ada yang mempertanyakan konsistensi? Ini gagasan awal, kita coba dulu, tidak apa langkah kecil ini dianggap sebagai koin-koin kecil yang banyak. Bayangkan jika ada 50 mesjid yang diramaikan oleh anak-anak kecil di Bandung ini, menghiasi tempat dengan lantunan irama ayat-ayat suci dengan terbata-bata namun syahdu, Bandung ini bisa jadi langkah awal Indonesia Mengaji

Saya posting disini karena saya yakin, saya punya teman-teman yang peduli pada lingkungan, punya jiwa social dan bisa diajak untuk melakukan sesuatu. Beberapa orang dari teman-teman espatriat sudah bersedia menjadi donatur terima kasih buat mereka, tunggu saya tagih donasinya :D buat temen-temen di kampus sudah memulainya, kamu?

Thanks, @tontonaulia
Read More - Sarung Bandung

20 April 2012

Masih Jualan di Surga



Setiap sholat subuh di masjid dekat rumah saya, bila sedang tidak ngantuk banget, sudah pasti saya mampir ke ibu penjual surabi. Penjual surabi yang memecahkan keheningan subuh dengan nyala api dari minyak tanah, sudah stand by sejak jam setengah lima. Waktu dimana orang-orang kebanyakan lelap dalam tidurnya, ibu itu sudah gelar lapak. Adzan baginya adalah lampu hijau untuk mengais rezeki.

Saya sudah jadi langganan tetap surabi itu sejak kecil sebelum SD, saat masih digandeng oleh bapak ke mesjid subuh hari, masih pergi ke mesjid ngantuk-ngantuk diseret-diseret, masalah sholat atau enggak ntar yang penting kalo adzan subuh harus bangun, hingga kini ibu itu masih setia dengan tempat pencetakan kue surabinya yang makin lama makin sedikit, dulu seingat saya dia punya lima pencetakan kue surabi sekarang tinggal tiga.

Ada lagi sang legenda penjual nasi goring terlaris se-binong yang pengalaman jadi tukang nasi gorengnya melebihi usia saya, dulu pada masa awalnya ia berjualan, tanah binong ini masih rawa, masih banyak hutannya, sekarang sudah jadi rumah semua, bahkan sentra rajut, tapi dia konsisten nasi gorengnya tidak pernah sepi dari maghrib hingga larut malam, rasanya sungguh berbeda dari semua nasi goreng yang lain yang saya pernah cicipi, ini beda bumbunya lebih terasa, digoreng dengan areng ndak pake kompor gas, dikipasin areng nya bernyala nyala panas meresap dan menimbulkan cita rasa itu sendiri. Buat saya “the best fried rice ever” ya ini. Hingga kini Mang Ojo masih setia menemani predator nasgor malam yang perutnya sering keroncongan, termasuk saya.

Yang terakhir adalah sang penjual lontong kari, usia penjualnya sudah udzur, rambutnya sudah hampir sedikit yang hitam selalu memakai kupluk dan tidak cara berjualannya move on, tidak didorong pake gerobak tapi dengan memikul tempat lontongnya. Harganya murah Rp 3000,00 saja itu sudah porsi biasa, bisa lebih, kuantitas lontongnya banyak kualitas resep dan kegurihan bumbunya beraroma tajam menusuk hidung memuaskan pesantap pagi, seingat saya bapak ini mulai berjualan saat saya masih berumur tujuh tahun, hingga sekarang.

Mungkin bagi mereka sederhana, berusaha semaksimal mungkin untuk bertahan. Memberikan yang terbaik bagi keluarga mereka dalam keterbatasan finansial. Hidup yang ndak muluk-muluk seperti orang kayak yang sebenernya miskin karena tidak pernah cukup mengenyangkan perut dan nafsu keinginannya, miskin hati. Mungkin bagi mereka rezeki halal jauh lebih bermakna walau berpenghasilan tidak seberapa, nanti hal-hal yang dipertanggungjawabkan kelak ndak banyak-banyak juga.

Hidup ini dinamis, doa tak selalu langsung diijabah, secara bimsalabim. Setiap orang diberi modal awal yang berbeda-beda, ada yang sudah kaya dari ortu nya, ada yang berangkat dari bawah. Tapi Tuhan adil memberikan porsi peluang untuk merubah yang sama, sesuai ikhtiar-nya. Toh bayangkan kalo setiap doa langsung diijabah tukang surabi, nasgor dan lontong itu berdoa diberi kekayaan, lantas langsung kaya, lah nanti saya sarapan tiap hari jadi ga semangat lagi, ga ada mereka, dan malam terus laper, ga ada makanan lagi. Sabar pa, bu, mudah-mudahan usaha dan kesabaran bapak ibu yang jadi pemberat penimbang nanti di akhirat, di surga masih ada nasgor, surabi atau lontong kari ga ya. Kalo iya pasti saya beli lagi :D
Read More - Masih Jualan di Surga

19 April 2012

Jalur Rizki Lajur Cepat



Seperti biasa ada saja acara di Yayasan Nur Ummat Bandung, sebuah yayasan sosial pendidikan, disatu sisi membukan kejar paket B dan C di sisi lain membina 150 lebih anak anak tak mampu, dhuafa dan yatim piatu di daerah Binong Jati.


Pernah ada seorang saudagar yang mengidap kanker stadium parah dan hendak menjalani operasi waktu itu, namun dia memberikan anak-anak asuhan yayasan makanan, berkat ridho Allah saudagar tersebut sembuh dan hampir tidak ada bekasnya.

Ada juga seorang bisnisman yang bisnisnya carut marut mengajak anak-anak yayasan makan dan berdoa buat dirinya, bisnisnya berkembang pesat hingga sekarang jadi donator, sering sekali nyumbang apapun ke yayasan.

Ada yang mau nyari jodoh, tapi ga usah ditulis lah yah, udah tahu endingnya, sama, sukses juga :D

Terkadang mungkin Allah menahan rizki dan surganya kita kini di dunia karena seret berbagi dengan mereka yang membutuhkan, mereka yang padahal lebih banyak doanya mungkin, lebih sering ngajinya, lebih sering sabar dan tawakal karena mereka tak ada sesuatu yang pantas disombongkan, tapi sekembalinya mereka memohon selalu kembali kepada Sang-Kholiq Ar-Roziq.

Rasulullah SAW memberi resep untuk itu. Kata beliau, ”Bila engkau ingin agar hati menjadi lembut dan damai dan Anda mencapai keinginanmu, sayangilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berilah dia makanan seperti yang engkau makan. Bila itu engkau lakukan, hatimu akan tenang serta lembut dan keinginanmu akan tercapai. (HR Thabrani).

Luar biasanya keindahan berbagi dalam Islam memandang bahwa kita jadi penyalur rizki Allah dan jadi rizki delivery nya mereka yang membutuhkan, dan kita akan dicukupkan  apa yang kita hendak capai.

Mungkin isi kantong ini berlebihan tapi ngotot apa yang diinginkan harus tercapai. Jadi, mari tersenyum dan berdoalah bersama mereka, mungkin itu jalan tol lajur cepatnya doa kita diijabah. Mari berbagi 
Read More - Jalur Rizki Lajur Cepat

17 April 2012

Skenario



Mungkin kita ga pernah tahu, rekayasa Allah yang luar biasa, hingga detik ini masih bisa merencanakan mimpi-mimpi dan masih bisa mengenang sejarah dan kenangan. Skenario ini kita tahu awalnya dan tak tahu ujungnya, makanya hidup ini indah, dan sepenuhnya manusia diberi pilihan, terserah dia mau ikut apa enggak dengan petunjuk yang udah dikasih, dibaca atau enggak, diikutin atau hanya jadi hiasan rak-rak lemari.


Hidup ini terasa di luar dugaan, mungkin kita lancar dan fasih menuliskan apa yang akan kita lakukan di peta hidup kita merajut angan-angan yang tinggi, membangun sebuah impian yang indah bila diceritakan, tapi Sang Penulis Skenario kadang berkehendak lain, membuat kita jadi peran yang gagal dalam sinetron kehidupan ini, dan kita menggerutu.

Masih segar di ingatan saya, dua tahun kebelakang masih dalam rutinitas kewajiban sebagai seorang guru yang mengajarkan materi-materi yang saya pun belum pahami betul, walau esok pagi harus dan wajib fresh dan semangat dalam menyampaikan pelajaran menginspirasi para santri, koar-koar untuk mengajarkan satu buah kalimat yang memiliki beribu arti. Membantu pondok dengan menjadi staf di pusat komputer pondok, memperbaiki computer yang rusak, menjadi teknisi abal-abal yang saya sendiri masih meraba-raba untuk menjadi bisa, hingga saya yang pusing karena ijazah pondok tidak diterima di salah satu PTN di Bandung, hingga saya putuskan untuk “nebeng” di MA di Kabupaten Bandung Soreang.

Ijazah teman saya ditolak mentah-mentah karena tidak disertakan nilai UN, loh memang kami tidak ada UN kok di sana masalah? Bukannya universitas itu juga ada ujiannya, yang mengukur apakah kemampuan kami masih tidak kalah saing dengan kompetitor lain yang juga calon mahasiswa, kok masalah nilai direpotin? Hati saya berontak memandang Negara ini ga adil, mungkin diskriminasi ras udah jarang, sekarang malah diskriminasi tentang pendidikan, dasar lembaga pendidikan komersilll !!!! , jujur saya menangis waktu itu.

Namun, malam itu saya berpikir, bukan merupakan kebetulan saya ditelepon ibu ke Bandung untuk pulang. Bukan kebetulan saya diajak kakak saya ke Ganesha Operation untuk ikut bimbingan belajar beserta kebingungan untuk menentukan IPA atau IPS karena di sana tidak ada penjurusan seperti ini. Bukan kebetulan kalau saya sekarang di Bandung dan kakak di Jakarta. Dan bukan kebetulan kalau saya sekarang harus benar-benar  membantu mengurus yayasan sosial di sini. Ini semua pasti ada hikmahnya.

Malam itu saya berdoa untuk ditunjukan jalan, dipermudah langkah saya. Hingga saya pun malu melihat semut yang bila di depan mereka ada benda besar yang menghalangi maka ia “berikhtiar” untuk muterin benda itu nyari jalan lain. Hingga saya ngerti, kalo yang kurang dari manusia adalah ikhtiarnya dan bukan fokus pada keluh kesah. Hingga perbincangan dengan bapak saya dimulai dan dicarikan madrasah yang mau menampung anak-anak calon mahasiswa yang tidak punya nilai UN seperti saya.

Hingga saat ini saya berdiri, bisa belajar di sini. Lulus tes seleksi PTN, mengendap-ngendap nafas di ilmu ekonomi yang saya pun ga pernah diajarin di sana, tapi saya yakin ini pasti ilmu luar biasa. Sekarang mereka sedang Ujian Nasional dengan hak mereka tanpa harus berikhtiar lebih, selain belajar dengan sungguh-sungguh dan lulus dengan keyakinan mental bersih. Bila ada yang masih mengeluh setelah jadi mahasiswa, saya lantas berpikir karena dia ga tahu skenario-Nya.
                 
                
Read More - Skenario

12 April 2012

Dulu Kita Pernah Jaya

Dari tsauban R.A bersabda: “Hampir tiba suatu masa di mana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang hendak mengerumuni hidangan mereka.”


Maka salah seorang bertanya: Apakah kiranya kami sedikit ketika itu?

Nabi SAW menjawab: “Bahkan kamu pada hari itu banyak sekali tetapi kamu umpama buih di waktu banjir.”

Dan Allah akan mencabut rasa gerun terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan mencampakan ke dalam hati kamu penyakit ‘wahan’

Seorang sahabat bertanya: “Apakah wahan itu hai Rasulullah?”

Nabi lalu menjawab: “Cinta pada dunia dan takut pada mati”

(H.R. Abu Daud)

Dengan kerasulan beliau dan sebagai nabi pemimpin umat akhir zaman, bisa saya bilang bahwa baginda rasul punya pandangan kedepan jauh sekali dan mengetahui apa yang akan terjadi pada ummatnya. Namun, beliau pun manusia seperti kita (basyarun mitslukum) katanya, waktupun berjalan dan tidak dapat mengiringi peradaban dan grafikal condition-nya umat akhir zaman ini hingga akhir.

Mungkin tidak banyak yang menanyakan akan sebuah sejarah, sejarah yang merupakan amunisi informasi menuju masa depan yang akan terjadi. Lupa sejarah, berarti tepat, kacang lupa akan kulitnya.


Ini tentang satu-satunya agama yang bisa mentransformasikan arti harfiahnya secara ilmu shorof dari (Din-daynun-madinah-tamaddun) yang secara tekstual berarti (agama-hutang-kota-peradaban). Silahkan dibuat deskripsinya tentang arti rangkaian kata-kata tersebut. Singkatnya bahwa (din:agama) dimulai menjadi sesuatu yang memang merupakan sesuatu yang harus dilunasi, dilunasi apa yang menjadi tanggungjawab sebagai seorang muslim yaitu beribadah pada-Nya (alastu birobbikum, dan kita menjawab “bala”) (bukankah Aku Tuhanmu?, dan kita menjawab betul) demikian percakapan kita di dunia sebelum dunia ini. Hingga dakwah pun dimulai dari seorang Rasul mulia bernama Muhammad menyeru dengan perlahan,individu, keluarga hingga menjadi masyarakat di sebuah kota bernama yastrib dan dari situlah islam berkembang, meluas daerahnya, pemeluknya hingga sampai 2/3 penduduk dunia dan itulah peradaban. Disaat dunia masih didera cengkaraman kebodohan, islam dengan jayanya memperluas khazanah kelimuan. Itulah sejarah kita, dan ini yang harus kita tahu sebagai seorang muslim.


Kisah ini bermula lebih 1400 tahun yang lalu, dimulai dari seorang bernama Muhammad yang didatangi Jibril di Gua Hira hingga diangkatnya menjadi rasul, dari sana dakwah itu pun bermula, menyeru dengan diam-diam, terang-terangan, menyeru untuk beriman kepada Allah hingga genderang perang pertama ditabuh …


625 Masehi (peperangan badar meletus) peperangan pertama dalam sejarah umat islam, 313 Muslimin menentang 1000 musyrikin, kemenangan berpihak pada umat islam.


631 Masehi (Pembukaan kota Mekah) kaum musyrikin pada waktu itu tidak mematuhi perjanjian Hudaibiyah yang sudah disepakati kedua belah pihak. 360 berhala dihancurkan


632 Baginda Nabi Wafat, perjuangan pun dilanjutkan oleh para sahabat, berkembang luas di bawah pemerintahan khulafaur-rosyidin


633 Masehi, (pengumpulan AL-Qur’an bermula)


638 Masehi, (Di bawah pemerintahan khalifah Umar, Muslimin membuka Baitul Maqdis) yang sebelumnya tunduk di bawah kekuasaan Byzantium


661 Masehi, (Khalifah Muawiyah, menggagas Daulah Bani Umayyah) ilmu berkembang pesat pada saat pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, ukiran dan arsitektur ternama berbuah gedung dan masjid yang indah, pengairan dengan kincir angin dibuat mengaplikasikan teori tarikan graffiti.


751 Masehi, (Pemerintahan Daulah Abbasiyah bermula)


763 Masehi, (Pembubuhan kota Baghdad)


786 Masehi, (Zaman keemasan Abbasiyah) pada saat kekhalifahan Harun Ar-Rasyid dan Al-Ma’mun) ketika itu Baitul Hikmah didirikan, mempunyai setengah juta buku berjilid dan 36 perpustakaan.


800 Masehi (kaidah saentifik ditemukan) Al-Khawarizmi menggagas Al-Jabar dan ilmu falak bermula yang didatangi oleh (Fibionacci dan Master Jacob) karena tertarik dengan pemikiran beliau. Dalam bidang kimia buku (Al-Asror & Ar-Razi) diterjemahkan kedalam bahasa Latin dan menjadi rujukan buku kimia di barat. Teori Al-Kindi tentang ilmu optic mempengaruhi seorang pakar mata barat Roger Bacon. Buku Al-Qonun Fi Thibb oleh Al-Kindi menjadi buku fenomenal tentang kedokteran. Profesi sebagai penerjemah buku merupakan kegiatan yang marak ketika itu.


Disamping itu (Bani Umayyah) di Spanyol diasaskan pada 756 Masehi, Cordoba menjadi pusat ilmu di sana, terdapat universitas dan perpustakaan besar yang menjadi tumpuan seluruh dunia, juga menjadi pusat ekonomi antarbangsa suatu ketika dulu. Ketika 1000 M(masjid Al Hambra dibina, 1238 Istana AL-Hambra pula. Andalus menjadi tempat lahirnya ilmuan yang disegani dunia
                                                                                                                                Bersambung …..
Read More - Dulu Kita Pernah Jaya

6 April 2012

Se-derhana

Jum’at ini seperti biasa, seisi rumah bebersih untuk pengajian rutinan di rumah. Mulai dari menyapu, mengepel menata karpet dan mengelap kaca-kaca dan lemari agar terlihat kinclong. Dapur pun berisik mengumbar aroma sedap memanjakan hidung. Pengajian jumat biasanya dimulai dengan sholat dhuha, ceramah singkat, membaca yasin dan doa-doa, ditutup dengan santapan hidangan yang sudah tersedia di meja makan. Sesederhana itu acara rutin mingguan di rumah, namun amat bermakna.
Jum’at pagi adalah jumat syahdu, rumahku selalu diselingi dengan lantunan ayat suci AL-Qur’an, dzikir-dzikir dan doa yang terucap dari para masyarakat yang bersilaturrahim datang kesini. Mungkin rumah ini tidak terlalu besar ukurannya, tapi bagi keluarga ini adalah rumah perjuangan. Rumah yang terpancar dari dalamnya rahmat dan berkah tempat singgahnya siapa saja yang punya hajat silaturrahim dan berbagi. Rumah yang dahulu reot kemudian dibangun kembali dengan semangat menebar manfaat.
 Desainnya pun selalu begitu, lantai satu diluaskan space nya, karena memang diset untuk acara kumpul-kumpul dan silaturrahim, sedangkan kamar numpuk semua di lantai atas. Penghuni atas tinggal “ngamini “ apa yang sedang orang-orang lantunkan dan menerima eksternalitas amat positif tentunya.
Sederhana bukan berarti apa adanya, namun seperlunya dan tidak muluk-muluk, meluaskan arti kata syukur dan mengoptimalkan apa yang kita punya dan amanahkan Tuhan pada kita untuk berbagi pada sesama. Karena Allah tidaklah menciptakan sesuatu makhluk pun di dunia ini tanpa hikmah dan tujuan. Sesederhana itu :D 
Read More - Se-derhana